Saturday, August 29, 2009

SIKAP GOTONG ROYONG DIDALAM CERITA RAMAYANA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan prekonomian dewasa ini sungguh begitu pesat. Namun tanpa kita sadari perkembangan ini bembawa kemerosotan moral dan nilai budi pekerti masyarakat, terutamanya rasa kasis saying antar masyarakat.
Kemerosotan rasa kasih saying dan cinta kasih ini membawa banyak efek negative bagi masyarakat, seperti tinggiya rasa indifidualis manusia, punahya minat masyarakat untuk melakukan interaksi social terutama dalam hal kerjasama antar warga dan gotong royong.
Untuk itu kita perlu menggali kembali nilai dan pelajaran budi pekerti dari berbagai sumber, baik yang bersumber dari buku maupun dari sumber yang lainya. Dan juga tak lupa mengigatkan masyarakat bahwa rasa cinta kasih dan saling menyayangi itu penting untuk diterapkan dan dilaksanakan mengingat manusia adalah mahkuk social yang takkan mungkin hidup dengan cara individual. Karena kegiatan gotong royong dan kerjasama takkan tumbuh apabila masyarakat tidak memiliki rasa cinta kasih dan rasa saling menyayangi.
Melihat fenomena ini, hendaknya kita harus mulai menumbuhkan kembali nilai-nilai budi pekerti yang luhur. Baik denfgan cara membaca buku, bimbingan agama ataupun menghayati kembali cerita-cerita lama seperti Ramayana dan Mahabarata, yang memiliki nilai dan pendidikan budi pekerti yang sangat tinggi.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Memberikan inspirasi dan tambahan pengetahuan bagi pembaca guna mereka dapat menumbuuhkan kembali nilai budi pekerti yang luhur didalam kehidupan masyarakat sekarang.
2. Memupuk kesadaran akan sikap gotong royong dan kerjasama di antara masyarakat.

SIKAP GOTONG ROYONG DIDALAM CERITA
RAMAYANA


Dalam etos cerita Ramayana banyak hikmah yang dapat kita peroleh terutamanya yang menyangkut tentang nilai budi pekerti. seperti pengalan cerita-cerita berikut yang mengisahkan tentang berbagai sikap kerjasama dan gotong royong yang terjadi didalam Cerita Ramayana yang saya ambil dari Kitab Ramayana.

 CATUS THAS SARGGAH (Sarga IV) nomor 69 dan 70 Disini menceritakan tentang sebuah kerjasama negative yang dilakukan para raksasa untuk membunuh Sang Rama dan Sang Laksamana. Dimana kerjasama seperti ini tidak layak ditiru dan mesni dijauhi.
 CATUS THAS SARGGAH (Sarga IV) nomor 71.
Disini diceritakan tentang kerjasama dan gotong royong yang dilakukan Sang Rama dan Sang Laksamana untuk menghabisi raksasa-raksasa yang ingin membunuh Mereka.
Penggalan ceritanya sebagai berikut:
“Setibanya bersama2 menyerang. Beliau Sang Rama dan Sang Laksamana itu mendesak maju. Dipanahnya si raksasa habis tak bersisa. Semua lading penuh bangkai raksasa”
 SAT SARGGAH (sargah VI)
Disana diceritakan kerjasama Sang Rama dan Sang sugriwa untuk mengalahkan Sang Subali. Karena sang Subali telah berbuat jahat dan merebut istri Sang Sugriwa.
 SAPTAMAS SARGGAH (sarga VII) pada bagian prethwitala dimulai dari nomor 43.
Disini menceritakan kerjasama dan gotong royong Sang Rama, Sang Laksamana, Hanuman, dan para pasukan Kera dalam melintasi rintangan demi mencari Dewi Sita.
 YUDA KANDA
Secara umum kerjasama yang paling mencolok ada pada bagian ini. Dimana disini terjadi dua kerjasama yakni kerjasama yang bersifat positif dan yang bersifat negative.
Yng positiof: Kerjasama antara Sang Rama, Sang Laksamana, Anoman, Agganda Sugriwa, dan prajurit Kera dalam menumpas kaum-kaum jahat/kejahatan yakni Rahwana, dan para pasukan Raksasanya.
Yang negative: Kerjasama yang dilakukan Rahwana dan pasukan raksasanya untuk melawan dan membinasahkan Darma atau Kebaikan, terutamanya Sang Rama.



















PENUTUP
KESIMPULAN
a. Selain memiliki kisah tentang kerjasama yang positif Cerita Ramayana juga mengisahkan tentang kerjasama yang negative
b. Rasa cinta kasih dan kasih saying perlu dimiliki oleh manusia karena tanpa rasa tersebut manusia tidak akan dapat hidup dengan baik dan kerjasamapun tidak akan pernah terwujud.
SARAN-SARAN
a. Kita sebagai masyarakat terutamanya generasi muda hendakya menjauhi barbagai sikap atau kerjasama yang berujung negative atau kerjasama dan gotong royong yang negative.
b. Kita sebagai masyarakat social hendaknya menjaga dan mlestarikan cerita-cerita kuno seperti Ramayana, karena didalam cerita tersebut menggandung banyak pendidikan tentang nilai Budi Pekerti.
c. Masyarakat terutamanya generasi muda hendakya meniru tindakan-tindakan positif yang ditunjukkan dalam cerita tersebut dan menjauhi tindakan tindakan negative dari cerita tersebu. Sebab jika kita melakukan perbuatan yang baik maka kita akan menemukan kedamaian yang hakiki dan abadi.











DAFTAR PUSTAKA
1. KITAB RAMAYANA
2. Wijaya,I Gede. 1981. Pengantar Agama Hindu Untuk SMA/SLTA, jilid I,II. Denpasar:SETIA KAWAN

3 comments:

Anonymous said...

Mampir, jalan-jalan
Salam kenal :)

Leak 999 on September 1, 2009 at 3:02 PM said...

Slam knal jua frnd.

Leak 999 on September 1, 2009 at 3:03 PM said...

Tabib muda :) wah... Ebat

Post a Comment

ShareThis

 


let's learn to share Copyright © 2010 Check Google Page Rank